Selamat Hari Buku Sedunia!

 
Besar dan tumbuh sebagai bocah yang malas membaca, menulis, apalagi menggambar, saya benar-benar merasa setengah merugi. Satu-satunya kemampuam linguistik saya yang bisa dibilang mumpuni hanya berbicara saja. Bahkan hingga umur saya lewat 20 tahun. 
 
Kalau boleh sedikit menggerutu, hal yang membuat saya menyesal adalah terlambatnya minat membaca (dan mungkin, menulis) saya untuk tumbuh. Baru ketika umur saya hampir 21 tahun, saya mulai menyadari betapa menyenangkannya melahap sebuah buku.

Buku-buku yang saya baca pun tidak jauh-jauh dari urusan pendidikan formal saya. Itu pun lebih karena "terpaksa", bukan karena gemar. Maaf bapak ibu guru dan dosen, saya tau ini salah.

Pikiran saya masih segar untuk mengingat buku non-eksakta pertama yang saya baca, karena waktunya memang belum terlalu lama. Adalah buku Simulakra Sepak Bola karangan Zen RS. Saat itu saya benar-benar dibuat tak berkedip ketika membaca sedikit garis besar dari buku tersebut. Tanpa pikir panjang, saya pun langsung memesan buku karangan pendiri media sepak bola Pandit Football ini, sesaat setelah masa pre-order dibuka.

Sejak saat itu, saya seolah tersengat untuk terus membaca. Prinsip saya sederhana, bacalah sesuai apa yang selama ini kamu sukai. Maka bukan sesuatu yang kebetulan jika pada akhirnya hingga saat ini ada lebih dari 10 judul buku berkisah tentang sepak bola di rak buku.

Selain buku kang Zen RS yang membuka jalan pikiran saya, Anda yang menjadikan sepak bola sebagai candu dan obat bius saya sarankan segera bergegas mencari buku berjudul "How Soccer Explain The World" karangan Franklin Foer, atau versi terjemahannya dengan judul "Memahami Dunia Lewat Sepak Bola".

Buku tersebut betul-betul menciutkan pengetahuan sepak bola saya. Setiap bab dalam buku tersebut tak ubahnya seperti lampu pijar di tengah reman-remang bagi saya. Ada sangat banyak fakta-fakta yang bersinggungan dengan sepak bola, yang mungkin Anda juga belum tahu, dikemas begitu asyik.

Ada beberapa buku yang sama sekali tak berhubungan dengan sepak bola. Salah satunya otobiografi ulama yang sangat saya kagumi, Buya Ahmad Syafii Maarif. Pun dengan buku berlatar komedi macam Out of The Truck Box. Bahkan di gawai saya, ada satu buku elektronik "Dilan 1991". Ya, Anda tidak salah baca, kok.

Buku benar-benar membuka mata saya begitu lebar. Sekaligus menegaskan bahwa pengetahuan saya masih sangat dangkal. Buku pula yang memotivasi saya untuk terus belajar dan punya rasa dahaga akan ilmu.

Lewat buku, Anda dengan mudah berkenalan dengan hal dan dunia baru. Pangeran Siahaan, salah satu penulis favorit saya pula, pernah mengatakan bahwa ada dua cara untuk mengenal dunia baru, yaitu traveling dan membaca. Bagi Anda yang punya rezeki lebih, mungkin akan sangat menyenangkan bisa berkeliling dunia mengunjungi begitu banyak tempat. Namun, bagi Anda yang bernegasi dengan kondisi itu, salah satu cara terbaik adalah dengan membaca.

Selayaknya air yang akan terus mencari celah terkecil untuk bisa menembus dan mengairi tanah, pun dengan buku yang bisa menjadi penawar bagi tiap celah otak kita akan kebodohan.

Selamat Hari Buku Sedunia!

Comments

Popular posts from this blog

Elegi Bukit Jalil

Ujung Pengabdian Panjang Arsene Wenger Bersama Arsenal