May 27th and Why We Should Embrace the Tragedy

-

https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/05/27/74509-mengenang-gempa-yogyakarta-2006.jpg
(source pic: @humas_jogja)

God gives us a million particle to form our brain, to remember every single episode in our life that might happen variously. Joy, sadness, or even a tragedy. Also, I never forget for being a grateful lad because God has given me a flawless gift.

However, not every single person could memorize what they’ve done in the past. And again, I become that kind of people. There were a short-term memory and long-term memory for those who could remember every moment. But for me, it all just about immortal memory and you-can’t-even-remember-what-you’ve-done-rightly.

May 27th belongs to my immortal memory. I swear I won’t forget all that happens that old day. Every single thing that happens in an hour, I could mention until these days.

May 27th, 2006, 05.55 WIB brings me a dark recall. Not only for me but also all of Yogyakarta people. A big earthquake happened in Yogyakarta. Seismograph has recorded 5,9 SR as a matrix for the power of an earthquake.

I won’t mention every moments that day. No, not because I forget it. I just want to save my own memory. Let it be a story for myself. One certain thing, Yogyakarta has got a blue feeling for a long enough time. A hundred thousand houses were destructed, all was level with the ground. Thousands of people were died, including my brother.

My brother left me then. But again, I have always been grateful for everything that God has given to me. God may love my brother and want to meet him quicker than I think.

I wouldn't be naïve, it takes a long time to embrace the fact that my brother would never come back in my life anymore, at least in this temporal worlds. There were always sad things to remember about him. Like a younger brother to his old, he’s simply my idol.

However, we should deal, why should we remember sad things continuously? Does it make better if we just pray for those who leave us? Let the memory came to us, but let our think makes a different way of responding.

Tragedy, or anything else that relate to sad things, is hard to fly away from our memory.  But, the tragedy has happened. What can I do then? We couldn’t repeat and change the reality to be happier. Every single God’s judgment is a certain thing, and we should respond better.

All we can do is to make a tragedy as a true reminder for us that everything in this world will be going back to God. There will be a time for us to face the tragedy. And the most important thing is how we respond it.

For the longer reason, we should embrace the tragedy. Once again, let the tragedy be a true reminder for us.

**


Today, 12 years ago, tragedy has happened to me, to my fam, to the Yogyakarta people. But now, we all realize that the earthquake was really remind us, that we shouldn’t take a too serious thing in this temporal life. There will be a life after death, and we should prepare it.

Does the tragedy makes us --as a human being-- remind for Allah more intense?


Ah.. last night was Champions League final. I’m sure you watched too with Dad there. My best regards to him, ya! Enjoy the heaven there!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Elegi Bukit Jalil

-
Image
Mungkin harapan saya, atau kita, saja yang terlalu muluk. Mungkin pula angan-angan tak berbatas kita yang begitu luas berkeliaran. Atau bahkan mimpi yang kerap kita sanjung itu terlalu mengusik. Namun, pada kenyataannya angan, harapan, dan mimpi kita untuk melihat timnas U-16 berlaga di Piala Dunia tahun 2019 sudah sirna. Lalu mengapa? Bukankah kita terbiasa atas itu? Bukankah sepak bola dan kegagalan sudah selayaknya seperti kawan karib bagi kita? ** Sejujurnya, ketika saya memutuskan untuk datang langsung mendukung Garuda Muda ke Stadion Bukit Jalil Malaysia, saya sudah mencoba mengatur ekspektasi saya serendah mungkin. Memang ada tekad yang begitu kuat untuk menjadi saksi tonggak sejarah lolosnya tim muda Indonesia ke Piala Dunia. Bohong rasanya bagi saya jika tak mengakui itu. Namun sekali lagi, dengan pengalaman di segala level kompetisi sebelumnya, ditambah dengan lawan Australia yang punya tradisi sepak bola yang cukup kuat di Asia, saya letakkan harapan ...
Read more

Selamat Hari Buku Sedunia!

-
Image
  Besar dan tumbuh sebagai bocah yang malas membaca, menulis, apalagi menggambar, saya benar-benar merasa setengah merugi. Satu-satunya kemampuam linguistik saya yang bisa dibilang mumpuni hanya berbicara saja. Bahkan hingga umur saya lewat 20 tahun.     Kalau boleh sedikit menggerutu, hal yang membuat saya menyesal adalah terlambatnya minat membaca (dan mungkin, menulis) saya untuk tumbuh. Baru ketika umur saya hampir 21 tahun, saya mulai menyadari betapa menyenangkannya melahap sebuah buku. Buku-buku yang saya baca pun tidak jauh-jauh dari urusan pendidikan formal saya. Itu pun lebih karena "terpaksa", bukan karena gemar. Maaf bapak ibu guru dan dosen, saya tau ini salah. Pikiran saya masih segar untuk mengingat buku non-eksakta pertama yang saya baca, karena waktunya memang belum terlalu lama. Adalah buku Simulakra Sepak Bola karangan Zen RS. Saat itu saya benar-benar dibuat tak berkedip ketika membaca sedikit garis besar dari buku...
Read more

Ujung Pengabdian Panjang Arsene Wenger Bersama Arsenal

-
Image
One Arsene Wenger... There’s only one Arsene Wenger! Keputusan penting telah dibuat oleh Arsene Wenger. Ia memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai pelatih Arsenal di akhir musim ini. Untuk beberapa menit, saya sempat tak bergeming ketika melihat pengumuman resmi klub di Twitter. Saya masih ingat betul waktu pertama kali saya menyuarakan tagar #WengerOut di linimasa Twitter. Adalah kejadian semi-konyol hengkangnya Robin van Persie ke rival. Bukan hanya rival klub –Manchester United--, tapi juga rival pribadi Wenger, yaitu Sir Alex Ferguson yang kala itu menukangi United. Sejak saat itu, saya mulai rutin untuk terus menggemakan kampanye #WengerOut di lini masa Twitter. Meskipun itu tidak berdampak apapun ke Wenger pribadi. Nyatanya, rentang waktu rasa jengkel dan jengah saya terhadap Wenger yang cukup lama tak serta merta membuat saya senang bukan kepalang ketika Wenger resmi mengundurkan diri. Sampai tulisan ini dibuat, saya pun lebih merasakan aura sendu d...
Read more